Untuk pertama kalinya aku berkenalan dengan situs BPI (Backpacker Indonesia) dengan modal nekat bersama seorang teman aku melakukan perjalanan Backpacker perdana kami. Kami ikut trip ke MADAKARIPURA - IJEN - BALURAN - BROMO 29-31 MARET 2013 By Jongjava. Dengan semua persiapan seadanya dengan tiket kereta ekonomi di tangan dan kereta bisnis untuk pulang (tidak kebagian tiket ekonomi dari surabaya karena long weekend... sedih tapi dari pada harga pesawat pasti lebih mahal lagi).
Setelah selesai kerjaan dan ijin pulang cepet dari bos. Pukul 14.30 WIB kami berdua jalan menuju st. pasar senen. Alhamdullilah kereta belum tiba dan 5 menit kemudia kereta yang kami tunggu akhirnya datang dan kami bergegas menaiki kereta karena tak ingin telat. Tidak berapa lama keretaku mulai melaju dan ada beberapa orang yang ketinggalan kereta dan tak bisa naik lagi karena kereta sudah jalan.
|
Mba ika dan Aku di kereta jkt-sby by Erika Widyasari |
Jam 7 Pagi kami sampai di st. pasar turi.. ini melebih jadwal yang tertera di tiket. Kereta kami telat karena ada insiden di semarang, kereta yang kami tumpangi berhenti lama karena ada sekitar 27 orang yan kedapatan mempunyai tiket bukan tiket miliknya (aka. beli di calo) otomatis mereka terpaksa mengurus dan membeli tiket lagi. Setelah bersih - bersih di toilet stasiun kami bertemu dengan 3 orang teman yang satu kereta dengan kami. Sebelumnya kami hanya berkenalan by WA (Whats app). Lalu kami melanjutkan perjalanan ke meeting point di Taman Pelangi - Dolog. Akhirnya kami sampai juga di meeting point dan kami memang terlambat tapi bukan yang terakhir... Sambil menunggu yang lainnya berkumpul kami berkenalan satu sama lain.
|
Meet the traveler by Ghina Aliya |
Setelah semua kumpul kami berangkat dengan 2 ELF. Kami melanjutkan tujuan pertama kami ke Madakaripura tetapi dalam pejalan kami disambut dengan hujan deras. Beberapa review sebelum melakukan perjalanan ini, kita tak akan bisa kesana kalau hujan lebat karena takut akan terjadi longsor. Tetapi Angga (Selaku TS) sempat bertanya dengan 2 orang polisi yang menjaga tempat itu dan mereka menyatakan Madakaripura aman. Kami melanjutkan perjalanan di tengah guyuran hujan ELF yang kami tumpangi berjalan dengan perlahan tetapi pasti. Hujan tak berhenti alhasil jalan yang kami lalui sudah seperti aliran sungai kecil sangat menakutkan dan membuat jantung siapa saja dag dig dug karena kami ada di ketinggian sekitar 620 mdpl dimana disisi kanan kami terdapat jurang. Hal yang paling menegangkan adalah ketika terdapat mobil dari arah berlawanan mau melewati mobil kami dan jalan yang ada hanya cukup untuk 1 mobil. dengan hati - hati dan sopir yang cekatan, alhamdullilah kami selamat. Tak berapa lama kami sudah bertemu dengan patung gajah mada yang sedang menghunuskan pedangnya ke arah langit itu berarti kami sudah sampai dan cuaca mulai bersahabat hanya tinggal menyisakan gerimis.
Lalu kami mulai menapaki jalan setapak dengan memakai rain coat tapi tidak berapa lama jalan setapak itu tidak ada dan harus berganti melewati beberapa kali anak sungai... Menurut review yang ku baca.. memang dulu jalan setapak ini telah dibangun tetapi karena ada banjir bandang jalan setapak yang semula ada terpaksa hilang karena kekuatan alam yang maha dahsyat.. Selama perjalanan aku mengalami beberapa kali kram dan jatuh terpleset karena jalan yang dilalui sangat licin.
|
Trekking yang dilalui by Dedhy Baroto Trunoyudho |
Tetapi tempat ini begitu sangat indah apalagi ketika kami ingin naik ke air terjun utama kami harus berusaha naik seperti sedang wall climbing tapi ketika di atas sungguh maha Dahsyat aku hanya bisa berucap "Allahhu Akbar".
|
berfoto bersama mba ika by Erika Widyasari |
|
aku merasa bebas dan bahagia by Erika Widyasari |
Setelah puas berfoto aku sempat melihat beberapa orang di rombongan turun (ternyata salah, mereka malah naik). Aku dan mba ika memutuskan untuk turun terlebih dahulu karena kami pikir yang lain telah turun tetapi kami malah menyusuri jalan pulang sendiri berdasarkan ingatan pada saat kami berangkat dan hampir nyasar. Alhamdullilah ketemu dengan rombongan bapak - bapak yang bekerja di daerah Surabaya mereka yang membantu kami menyusuri sungai yang berarus deras. Walau sempat kram dan terpleset lagi itu tak menyurutkan rasa kagumku pada tempat ini.
Dalam perjalanan pulang ada hal aneh yang aku rasakan tapi lebih baik aku diam. Aku merasa seperti ada yang sedang mengawasiku tapi aku tak ingin berpikir yang aneh - aneh maka aku mulai berdzikir dalam hati. Alhamdullilah akhirnya kami bertemu dengan patung patih gajah mada sedang bersemedi yang bertanda kami sudah sampai. Tetapi ketika berjarak beberapa langkah dengan patung tersebut kakiku seperti ada yang mengganjal. Aku pikir batu yang terselip di antara sendal gunung yang aku gunakan tetapi bukan. Ada memar dikakiku dan rasa sakit itu seperti ada batu di dalam kakiku. Subhannallah rasa sakitnya.
|
Niat berfoto di patung ini tapi harus rela menahan sakit by Erika Widyasari |
Mba ika menyarakan aku untuk diam disana dan ia mengambilkan baju untuk kami di mobil. Tetapi pikiranku mengatakan aku harus bisa mencoba bila tidak akan sakit selamanya. Sambil terseret - seret menahan sakit aku menyusul mba ika ke mobil dan langsung menuju kamar mandi. Setelah berada dikamar mandi yang tidak jauh dari patung itu kakiku membaik, tidak ada rasa sakit bahkan memar pun hilang. Hingga sekarang aku tak mengerti apa yang terjadi biarlah menjadi teka teki.
Setelah selesai semuanya kami melanjutkan perjalanan ke Kawah Ijen. Sekitar jam setengah 2 pagi kami sampai di pelataran parkir. Angga mengumumkan bahwa kami akan mulai trekking jam 2 pagi. Jadi kami punya waktu hanya setengah jam untuk bersiap - siap. Aku mencoba buka pintu ELF untuk melihat keadaan diluar. Wuzzzzzz... angin berhembus dan menembus hingga ketulang - tulang meskipun aku memakai jaket tebal. Tiba - tiba ada pengumuman kalau jadwal trekking kami berubah menjadi jam 3 pagi karena habis hujan sehingga belerang yang ada di kawah bisa menjadi racun bila kami naik sesuai jadwal awal.
Jam 3 kami berkumpul semua, sebelum berangkat kami berdoa terlebih dahulu kemudian perjalanan dimulai. Awal perjalanan sangat mudah dan tergolong landai. Baru beberapa menit medan yang kami lalui berubah menjadi tanjakkan dengan kemiringan yang mulai bikin aku kewalahan dan medan berpasir yang membuatnya licin. Sehingga aku dan mba ika selalu menjadi orang yang terakhir. Ini diluar perkiraanku sebelumnya (kalau tau begini mening latihan dulu deh). Dengan susah payah dan tekad yang kuat aku tetap berusaha alhamdullilah setelah semuanya kami menemukan jalan landai juga. Benar - benar landai bahkan bisa aku bilang jalan datar. Entah jam berapa kami sudah sampai di bibir kawah. Sambil melihat - lihat keindah alam yang maha dahsyat, kami semua bergantian untuk solat subuh. Ini adalah kenangan yang tak akan pernah aku lupakan. Solat subuh disini subhannallah sungguh nikmat bahkan sulit untuk aku ucapkan perasaan itu. Tempat ini tak ada duanya. Dan menurut seoarang teman bahwa api biru hanya ada dua di dunia dan kawah ijen salah satunya.
|
by Erika Widyasari |
|
Selamat Datang di Kawah Ijen by Erika Widyasari |
|
Aku dan teman2 BPI by Rusyda Arini |
Setelah selesai menikmati indahnya pemandangan yang luar biasa kami semua kembali turun dan disini aku baru bisa menyaksikan bahwa medan yang aku lalui subhanallah bikin capek. Tapi tetap walau capek terbayar lunas dengan keindahan yang luar biasa maha dahsyat. Turun aja bisa seluncuran gimana naik pasti ngesot (hahahaha itu yang ada dibenakku).
Ketika kami sedang makan di warung yang ada di parkiran, kami bertemu dengan sepasang bule berasal dari england (kalau ngga salah ingat). Mereka sangat suka dengan Indonesia bahkan mereka telah datang kemari sebelumnya. Mereka mengagumi Kawah Ijen dan ini adalah kedatangan mereka yang kedua kalinya. (So kawan tak ada alasan bagi kita tak mencintai Indonesia dengan keanekaragaman alamnya yang maha dahsyat. Orang bule saja cinta dengan bumi pertiwi kita. Ayo lestarikan bumi ini dan kembangan pariwisatanya).
Lalu kami lanjutkan ke Taman Nasional Baluran (Little Africa of Java) Dari pintu masuk hingga mencapai Savana Bekol jalan yang kami lalui benar - benar off road mengocok perut. Tapi pemandang disini sungguh sangat indah seperti bukan di Indonesia. Aku seperti berada di Afrika dengan cuaca yang panas menyengat berbanding terbalik ketika aku di Madakaripura dan Ijen. Setelah puas kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Bama yang masih satu kawasan. Disini kami trekking Mangrove, aku baru melihat tempat berkembang biaknya mahluk - mahluk laut di hutan bakau ini. Disini sangat indah walau pun aku terlalu worry sama monyet karena pengalaman tidak menyenangkan di Bali. Ternyata aku salah, monyet - monyet disini berbeda dengan di Bali. Monyet disini lebih bersahabat dengan manusia.
|
Family picture paling lengkap by Monicka Syukriya |
Hari mulai gelap dan matahari mulai balik ke peraduannya tetapi kami tak bisa liat sunset disini karena kami harus melanjutkan perjalanan selanjutnya yang lumayan jauh. Okey Last Destination : Bromo (Ini adalah puncak acaranya. Tempat yang ingin mba ika dan aku datangi). Akhirnya kami sampai di Balai Desa dan menunggu Jeep yang telah di sewa. Jam setengah 4 pagi kami melanjutkan perjalanan menggunakan jeep. Udara disini dingin walau tak sedingin di Ijen. Hari masih gelap dan udara dingin membuat kami terkantuk dan dalam perjalanan ke penanjakkan sesaat aku tertidur tetapi dalam tidurku seperti ada suara bapak - bapak sudah tua berbisik padaku dengan bahasa jawa (ngga ngerti bahasanya) akhirnya aku mencoba bangun mungkin itu suara supir tetapi tak ada yang bicara bahkan orang - orang tertidur kecuali supir maka aku tertidur kembali dan disini ada suara itu lagi berulang kali aku memastikan suara tersebut tetapi tak mengetahuinya hingga akhirnya aku mencoba untuk terjaga dan berdzikir kembali hingga akhirnya kami sampai di tempat jeep - jeep berhenti.
Kami naik ke sebuah bukit awalnya aku berpikir dalam hati tolong jangan nanjak lagi sudah tidak kuat lututku. Tapi alhamdullilah itu bukan tanjakkan yang menguras tenaga karena kami tidak naik ke penanjakkan 1 atau pun 2. Setelah melihat sunrise kami melanjutkan ke bukit teletubies. Dalam perjalanan ini aku terkagum - kagum oleh sang supir. Bagaimana bisa tanpa arah, tanpa papan petunjuk mereka tau arah ke bukit teletubies sedangkan cuaca disini sedang turun kabut dengan pekatnya dan padang pasir yang sangat luas. Akhirnya kami sampai di bukit teletubies, sangat indah dan kontras. Disini terdapat banyak tanaman hijau dan berbukit sedangkan sebelumnya kami melalui padang pasir tanpa ada tanaman. Setelah puas kami lanjutkan ke pasir berbisik. Subhanallah disini indah sekali, jejeran bukit pasir ini sungguh mengkilat bagaikan sebuah lukisan dan pasirnya berderu di tiup angin seperti sedang berbisik pada siapa saja yang menghampiri. Kami tak berlama - lama disini karena hari makin siang dan waktu kami hampir abis. Kami lajutkan ke Kawah Bromo.
Dari start jalan hingga kawah butuh perjuangan extra keras karena dengkul uda di bawa jalan berhari - hari. Terima kasih untuk ibu bidan (Candra Nugraheni) atas semangatnya. Dengan tekad yang luar biasa menyusuri anak tangga yang ada untuk mencapai bibir kawah. Walau sempat berkali - kali istirahat hanya untuk mengambil napas, minum, dll. Dan terima kasih atas semua support kalian semua teman - teman yang sudah sampai duluan di atas kawah. Akhirnya aku mencapai kawah dan dari atas sini aku bisa melihat keindahan yang tiada tara. Tak berapa lama kami langsung turun dan dalam perjalanan aku sempat menghitung anak tangganya sehingga mba Ghina Aliya mengajak aku ngobrol sempat aku cuekin (maafin yah mba). Karena penasaran sama anak tangga dan fokus sama jalan yang licin dipenuhi pasir jadi mba Ghina dicuekin. (bener - bener minta maaf). Jumlah anak tangga yang berhasil aku hitung adalah 246 anak tangga. Setelah itu kami berfoto dan kembali pulang.
|
Family Picture by Elvian H. Barus |
|
Aku dan Mba ika di bukit teletubies by Erika Widyasari |
|
Family Picture at Pasir Berbisik by Monicka Syukriya |
|
246 anak tangga menuju kawah bromo by Erika Widyasari |
|
Pura Bromo by Erika Widyasari |
|
Narsis dulu sebelum kembali pulang by Monicka Syukriya |
Ini perjalanan perdanaku dengan BPI, dengan orang baru dan mendapat teman baru. Bikin ketagihan ngetrip lagi yang pasti senang punya teman baru dan pengalaman baru. Terima kasih atas semua orang yang telah mendukung terutama untuk mba Erika Widyasari. Dan mohon maaf kalau ada salah kata dan salah perbuatan untuk semuanya. Semoga dilain kesempatan kita bisa bertemu dan ngetrip bersama.