Senin, 20 Januari 2014

HYPOTHERMIA dan TERKILIR

Judulnya seram yah? Maaf yah kawan bukan maksud menakuti atau bagaimana saya hanya ingin berbagi pengetahuan yang pernah saya alami dan cara penangannanya. Hypothermia dan terkilir merupakan resiko terbesar dalam kegiatan pendakian. Kenapa saya mengangkat wacana tersebut kenapa bukan resiko yang lainnya. Jawabannya karena saya pernah mengalami kedua hal tersebut.

Hypothermia adalah penurunan suhu tubuh dari suhu normal. Suhu normal tubuh manusia pada umumnya berkisar 36-37 derajat celcius. Gejala saya mulai terserah Hypothermia adalah merasa pusing, kehilangan fokus waktu berjalan, kedinginan, menggigil, dan sulit berucap.

Cara mengatasi Hypothermia sebagai berikut :
1. Ganti pakaian penderita yang terkena hypo apabila pakaiannya basah. (dulu aku menolak karena malu)
2. Pakaikan emergency blanket (ini adalah barang yang harus dibawa setiap pendaki).
3. Selimuti dengan Sleeping Bag (aku diselimuti 2 sleeping bag).
4. Tempatkan botol yang berisi air panas di dekat tangan, kaki dan leher (karena air yang dibawa sedikit hanya bisa ditempatkan dikakiku)
5. Minumkan air hangat, susu jahe, teh dll untuk menghangatkan badannya. (dulu bukan hanya teh manis yang aku minum tanganku pun harus masuk kedalam air panas dan memegang trangia panas untuk mengembalikan suhu tubuh karena tanganku rasanya membeku).
6. Jangan biarkan penderita tertidur dan selalu ajak bicara. Karena ketika penderita tertidur akan semakin menurunkan panas tubuhnya dan akan sangat bahaya bagi penderita.
7. Gosok - gosokkan kulit teman yang sehat kepada penderita (skin to skin)
8. Selalu berdoa meminta pertolongan Allah.

Hal diatas adalah cara penanganan yang teman - temanku lakukan disaat aku menderita hypothermia di Pangrango.

Cara mencegah Hypothermia yang mulai aku aplikasikan dalam pendakian Mahameru :
1. Makan nasi sebagai sumber kalori. (bisa diganti dengan roti, kentang, dan sumber kalori lainnya).
2. Ketika kedinginan menerpa tidak menggunakan jaket secara langsung tetapi mulai aklimatisasi (suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang dimasukinya). Saya mulai merasakan dinginnya terlebih dahulu apabila tidak kuat saya memakai jaket polar apabila hal tersebut masih tidak kuat baru saya menggunakan jaket outer.
3. Minum air putih secara berkala.
4. Makan makanan manis seperti madu, coklat, roti, dll guna mengganti kalori yang telah terbakar dalam perjalanan.
5. Istirahat tidak terlalu lama. Karena ketika beristirahat terlalu lama maka badan yang panas menjadi dingin kembali dan itu lebih beresiko terserang Hypothermia dan terkilir. Kenapa terkilir karena otot yang tadinya panas menjadi dingin kembali dan itu membutuhkan pemanasan kembali. Apabila langsung jalan otot yang tadinya sedang beristirahat langsung kaget. Dan ini yang menjadi seseorang terkilir karena otot kaget dan trauma. Usahakan mempunyai manajemen jalan yang baik contoh dalam 1 jam perjalanan mendaki hanya boleh paling lama beristirahat 10 menit. Jalan yang baik pun dilakukan secara berirama meski pelan tapi konsisten bukan dengan terburu - buru tapi menghabiskan tenaga yang banyak dan berhenti terlalu lama. Usahakan bila beristirahat jangan duduk dan menekuk lutut. Karena ketika duduk beban carrier yang kita bawa akan semakin berat ketika duduk dan berdiri kembali. Berbeda apabila kita beristirahat sebentar dan bersandar pada pohon, batu, dll.

Terkilir adalah cedera berupa peregangan atau robekan pada otot, tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang) atau ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya).

Waktu di Pangrango saya terkilir dibagian mata kaki. Cara penanganannya waktu tersebut adalah :
1. Mengolesi dan memijat bagian yang sakit dengan counterpain, sun cream, kompres dingin, dll.
2. Meregangkan otot mata kaki dengan memutar -mutarkan kaki.

Cara mencegah Terkilir yang saya aplikasikan dalam pendakian Mahameru :
1. Melakukan olah raga guna persiapan fisik sebelum pendakian.
2. Melakukan pemanasan sebelum melakukan pendakian.
3. Memakai pelindung atau pembalut elastis saat melakukan pendakian.

Ketika melakukan pendakian Mahameru itu berselang 1 bulan ketika aku mengalami terkilir di Pangrano dan aku jalan dengan kaki yang masih agak sakit tapi alhamdullilah kakiku dapat berjalan dengan baik dengan bantuan support ankle. Terkilir yang aku rasakan baru sembuh seperti semula membutuhkan waktu 2-3 bulan. Jadi saya sarankan untuk selalu memakai support (pelindung atau pembalut elastis) dibagian - bagian vital untuk meminimalisir resiko terkilir. Saya memakai di mata kaki dan dengkul untuk mencegah cidera pada saat pendakian.

Kamis, 09 Januari 2014

My first business trip at once my first solo travelling

          Ini pertama kalinya aku melakukan perjalanan dinas. Apa yang aku bawa, apa yang aku harus siapkan. mulai bingung sebenarnya. Hingga terkumpul semua barang - barang yang diperlukan. Packing dimulai, ini sebenarnya mau perjalanan dinas apa mucuk yah? wkwkwkwk. entahlah yang pasti aku hanya tertawa sendiri dengan barang bawaanku.

Tanggal 28 November 2013

          Jam 2 dini hari pagi aku berangkat menuju Bandara International Soekarno Hatta. Aku terbang menggunakan first flight karena jam 8 WITA aku harus trainning di Hotel Arya Duta Makassar. Jam 4 pagi pesawat mulai take off sesuai jadwal. Dari ketinggian diatas 3.000 mdpl aku melihat banyak awan - awan dan aku melihat semburat warna jingga dari kejauhan. "Sunrise" teriakku dalam hati. dan sesekali aku melihat puncak gunung di kejauhan berdiri kokoh berselimut awan. Ingin rasanya aku berada di puncak gunung tersebut untuk bisa melihat sunrise dan berdiri di atas negeri awan. Aku berjanji suatu saat aku akan kembali ke tempat impianku sambil menikmati keindahan sunrise dan alam yang luar biasa indah. Subhanallah... baru satu bulan yang lalu aku berada disana sekarang aku sudah merindukan Mahameru.
Bandara Sultan Hasanuddin
          Jam 07.25 WITA aku tiba di Bandara Sultan Hasanuddin. Wow bandara Sultan Hasanuddin sangat dekat dengan pegunungan membuatku semakin takjub dengan tempat ini. Tapi aku tak bisa berlama - lama untuk memandangi keindahan ciptaan Allah SWT. Menurut cerita teman aku tak boleh naik taksi lain selain Bosowa karena nanti malah di putar - putar tak tahu arah. Itu membuatku takut sebelum perjalanan ini dimulai. "Okey aku harus berani" ucapku dalam hati, aku naik taksi Bosowa sesuai saran teman dan mengaktifkan GPS di ponselku. Perjalanan dari Bandara Sultan Hasanuddin sampai Hotel Arya Duta Makassar itu sangat jauh tapi bisa di tempuh dalam 30 menit karena disini tidak semacet Jakarta.

Pegelaran music di Lobby Hotel (Sebelah kiri) dan Alat - alat music khas Makassar (Sebelah kanan) 

          Pukul 12.30 WITA aku mulai checkin hotel dibelakang hotel Arya Duta yaitu Hotel Asyra. Hotel ini terbilang baru tetapi apa yang aku dapatkan, tempat ini sangat nightmare untukku. Salah satu liftnya tidak beroperasi dan ketika sampai di lantai 3 tiba - tiba lift terbuka sendiri tetapi setengah pintu dan aku menggantung diatas permukaan lantai. Wow mana aku sendiri dalam lift tersebut. Aku mulai panik dan alhamdullilah para karyawan yang berada di luar lift menutupnya.
          Sampailah aku dilantai 5. Waktu booking aku meminta kamar di tengah tidak dipojokan. Tapi apa yang aku dapat, aku malah dapat kamar dipojokkan. "Okey no problem" aku mulai mencoba masuk ke kamar dan apa yang aku dapat pintunya susah terbuka. Card sudah aku tempel berkali - kali dan pengunjung samping kamarku pun ikut membantu tapi tak kunjung terbuka pintunya. Akhirnya mulai kesal aku pun mendorong dan menendang pintu tersebut. Benar saja pintu tersebut baru terbuka karena masih baru jadi lengket. Kenapa tidak pindah? Hotel - hotel di Makassar itu cepat penuh apalagi karena acara yang aku jalani ini hotel di Makassar penuh semua. Tadinya harga kamar Hotel Arya Duta Rp. 700.000 menjadi Rp. 3.000.000/ kamar. Wow funtastic, luar biasa. Tapi yah sudahlah, aku pun disini hanya semalam. Bila aku lebih dari semalam mungkin aku lebih memilih tidur dipantai.
          Akhirnya acara kantor pun selesai, meski matahari sudah terbenam aku berjalan - jalan ditemani seorang teman yang aku kenal diacara tersebut. Kami berjalan - jalan sekitaran Somba Opu dan mencoba makan pisang Epe. Dan tengah malam aku kembali ke hotel bersama April temanku. Akhirnya dia bersedia menginap denganku karena di hotel, dia sendiri dan jauh dari pantai. Ada yang menarik dari semuanya ini.













          Kami naik lift ditemani seorang karyawan hotel. Tombol lantai 5 pun telah di tekan tapi lift tak juga bergerak naik dan apa yang terjadi. Si Karyawan hotel mengedor pintu  lift dan berkata "Naik woy" dan dari atas terdengar suara "Iya sebentar". "What?? liftnya canggih ada suara orangnya." Ucapku dalam hati dan April hanya berani melirikku sambil memegang lenganku. Akhirnya kami sampai di lantai 5 dan itu membuat kami tak tahan ingin tertawa karena takjub dengan liftnya. Jadi selama ini lift tersebut dioperasikan dengan tenaga manusia bukan mesin.

Tanggal 29 November 2013

          Jam 8 WITA aku telah di jemput untuk balik ke bandara Sultan Hasanuddin. Rencanaku untuk melihat sunrise di pinggir pantai gagal karena aku tidak bisa tidur semalaman. Beruntung ada yang menemaniku bergadang meski lewat telepon. Terima kasih semuanya sudah membantuku, mohon maaf apabila ada salah kata dan perbuatan. Pengalaman pertama ini membuatku takut tapi aku tidak kapok untuk bersolo travelling lagi. Bandara Sultan Hasanuddin adalah bandara yang membuatku rindu untuk bisa kesana lagi.

Teman perjalanan

Menggapai Impian di Atap Pulau Jawa Edisi Sumpah Pemuda 2013

          "Kemana kita? Mahameru. Yipie.." Teriakku dalam hati. Akhirnya aku dapat berpijak di salah satu tempat impianku. MAHAMERU merupakan salah satu gunung yang ingin aku singgahi sebelum aku mengenal dunia hikking. Tapi ada yang terasa sangat spesial dari pendakianku kali ini.Apa itu? 28 Oktober. Ada apa dengan tanggal tersebut? Tanggal tersebut merupakan hari sumpah pemuda. Okey let's go.

Tanggal 25 Oktober 2013

          Personil dari Jakarta terdiri dari Buya (Indra), Uya (Ririn), Keket (Aku), Cimen (Cika), Soleh (Solehah), Ncuy (Surya), Mbah (Ardian), Azzam, Rommy, Bang Japran (Sakti), dan Pakde (Arief). Kereta kami jalan tepat waktu meski Aku dan Cimen hampir terlambat. Jadwal kereta Matarmaja jam 13.40 WIB sampai St. Malang Jam 06.54 WIB. Alhamdullilah kereta yang kami naiki tidak banyak hambatan. 17 - 18 Jam dalam kereta itu penuh cerita, bisa panjang bila diceritakan dalam tulisan kali ini. Hehe :)


Tanggal 26 Oktober 2013

                 Setelah turun kami langsung keluar dari stasiun dan bertemu dengan teman - teman dari Bandung, Jogja, dan Pekanbaru. Langsung kami menuju Desa Tumpang menggunakan angkot yang telah kami sewa. Sesampainya kami di Pasar Tumpang sebagian bersih - bersih sebagian melengkapi logistik. Pasar Tumpang merupakan tempat terakhir untuk bisa melengkapi logistik para pendaki karena di Ranupani tidak ada pasar, alfamart dan indomaret. Apabila para pendaki belum membuat surat keterangan sehat tak perlu khawatir di Pasar Tumpang terdapat puskesmas untuk membuat surat tersebut.
          Kami pun melanjutkan perjalanan dari Pasar Tumpang hingga pertigaan semeru - bromo menggunakan truk milik pak Rus. (Keluarga pak Rus dan Mba Nur sangat welcome kepada para pendaki. Rumahnya seperti basecamp para pendaki yang akan mendaki gunung Semeru. Dirumah mereka kami serasa berada di rumah sendiri dan keluarga sendiri. Terima kasih Pak Rus dan Mba Nur semoga dilain kesempatan kami bisa bertemu kembali.)
CP untuk menyewa Truk sampai desa Ranupani
            Kenapa sampai pertigaan? Kenapa tidak sampai Ranupani? Kami semua tidak bisa sampai Ranupani karena terdapat perbaikan jalan yang memaksa kami harus berjalan sepanjang 2 Km dari Pertigaan hingga Portal. Sesampainya di portal kami telah disambut oleh tukang ojek yang siap mengantar kami sampai Resort Ranupani. Tarif ojek Rp. 15.000 sekali jalan. Menurutku itu murah karena perjalanan dari portal sampai Resort sangat panjang entah berapa kilometer.
Dari tempat ini kami berjalan hingga portal
Ini jalan yang diperbaiki sepanjang 2KM
Beberapa pekerja sedang sibuk memperbaiki jalanan
             Jam menunjukkan pukul 13.30 WIB dan akhirnya kami sampai di Resort Ranupani untuk melakukan pendaftaran, makan, solat, foto - foto, dll. Tepat pukul 15.00 WIB kami mulai melakukan pendakian. Estimasi pendakian Ranupani - Ranukumbolo 4-5 jam dengan track landai naik - turun.
Track dari start hingga pos 2
                 Di pos Watu Rejeng aku mulai kedinginan sementara yang lain masih beristirahat aku melanjutkan perjalanan karena aku takut terserah hypothermia seperti pengalamanku di Pangrango. Aku tak ingin menyusahkan siapa pun. Alhamdullilah aku sampai di Ranukumbolo pukul 18.45 WIB. Disini kami ngecamp.

Tanggal 27 Oktober 2013

              Pagi ranukumbolo. Tempat ini sangat indah. Meski mendung, tempat ini tak hilang pesonanya. Kami bersantai menikmati keindahan ranukumbolo. Jam 9 pagi kami mulai mendaki menuju Kalimati. tempat pertama yang kami lalui adalah Tanjakan Cinta. Disini ada sebuah mitos entah kalian percaya atau tidak "Bagi siapa pun yang menapaki Tanjakan Cinta tanpa menoleh dan berhenti maka hajat cinta orang tersebut akan terkabul." Tapi aku orang yang tak percaya padahal tersebut. Bila ditanya aku mencoba mitos itu? jawabannya tidak karena aku bukan orang yang kuat menanjak.
Upacara untuk liput Metro TV
Keindahan Rakum
                Setelah melewati Tanjakan Cinta kami disuguhkan oleh Oro - oro ombo. Padang lavender yang sangat luas. Sayang aku kemari bukan musim berbunga. Bila sedang musim berbunga maka padang tersebut menjadi warna ungu. Tibalah kami semua di Cemoro Kandang untuk beristirahat sejenak. Pemandangan disini subhannallah sungguh sangat indah. Tempat ini menghipnotisku, rasanya tak ingin aku beranjak dari sana. Langit yang biru, hijaunya berbukitan, dan semilir angin yang membuatku ingin lebih lama berada disana.
Tanjakan Cinta
Oro - oro ombo
View dari cemoro kandang yang menghipnotisku
                Tapi aku harus menampik keinginanku tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju Kalimati dan Mahameru. Alhamdullilah kami semua sampai di Kalimati pukul 13.00 WIB. Segera kami mendirikan tenda dan memasak makanan. Disini terdapat sumber air tapi lumayan jauh dari Kalimati camping site hingga sumber mani membutuhkan 1 jam perjalanan bolak balik.
Track dari cemoro kandang menuju kalimati
         Selepas solat Maghrib kami semua mulai tidur untuk mempersiapkan tenaga untuk mendaki Mahameru. (Note : Bagi pendaki disarankan untuk tidur karena membutuhkan tenaga extra untuk bisa mendaki kembali meski tidur hanya minimal 1 jam itu dapat memulihkan tenaga). Jam 10 malam kami semua mulai bangun dan memasak makanan untuk mengisi bahan bakar kami. (Note : Jangan pernah meremehkan makan malam sebelum mendaki puncak Mahameru karena sangat berbahaya. Ketika orang tersebut kehilangan banyak kalori ketika mendaki dapat menurunkan suhu badan para pendaki yang mengakibatkan orang tersebut terserang Hypothermia).
              Pukul 23.30 WIB aku bersama cimen, mbah, dan ncuy mulai mendaki sedangkan yang lainnya telah mendaki 30 menit sebelumnya. Kalimati - Mahameru membutuhkan waktu kira - kira 7-8 jam.

Tanggal 28 Oktober 2013

             Alhamdullilah kami sampai di Arcopodo pukul 00.30 wib. Track dari kalimati - Arcopodo menanjak terus. bila kita ngecamp di Arcopodo sampai Mahameru tinggal 3-4 jam lagi begitu yang aku baca dari beberapa review. Mulai Arcopodo sampai Kelik track terus menanjak. Disini aku merasa sangat dekat dengan bintang dan bulan. Angin disini sangat kencang seperti suara gemuru pesawat lewat
              Kelik - Puncak Semeru jalanan menanjak dengan track berpasir yang sangat licin. Disini apabila kita menanjak satu langkah akan turun 3 langkah. Pikirku kapan sampainya kalo seperti itu. Meski cuma 1 KM tapi track ini membuat PHP berat. Aku berkali - kali terjatuh dan aku terus berusaha bangkit. Yang pasti disini tekad yang harus kalian refresh terus - menerus untuk bisa mencapai Mahameru. Betul kata seorang teman "Mendaki mahameru 70% mental 30% fisik". Hanya tekad dan semangat yang membawaku bisa menggapai Mahameru. (Note : untuk bisa mendaki di track berpasir ada triknya kawan. Kalian harus menapaki bekas jejak pendaki lain karena jejak tersebut lebih kuat untuk jadi pijakan. Disarankan untuk tidak mendaki di bebatuan karena bebatuan di track ini sangat licin dan mudah longsor).
Berkali - kali aku terjatuh. Ini track pasir menuju puncak
Track berpasir disertai batu - batu yang mudah longsor
            Akhirnya kami ikut upacara yang diadakan Metro TV di puncak Mahameru. Pengalaman langkah yang subhanallah membuat aku kedinginan. Disini sangat indah meski tertutup kabut. Jam 8 pagi aku sampai di puncak semeru dan hanya 30 menit aku mampu bertahan. Lalu kami turun ber ski pasir. Disini bagian yang sangat menyenangkan meski aku terjatuh berkali - kali tetap aku merindukannya. Akhirnya aku bisa bertemu dengan sahabatku Cimen yang gagal muncak di tengah perjalanan. Sabar yah kawan next time kita akan kesana dan aku akan bersamamu hingga puncak Mahameru nanti dan janji kita akan tetap berlaku.
Puncak Mahameru untukmu sob
           Sampailah kami dibawah track berpasir, kami semua beristirahat sambil menunggu yang lainnya selesai turun. Dan disini musibah itu terjadi. Semua pendaki telah turun semua, menyisakan 4 kawan kami dari pekanbaru. Salah satu dari mereka salah jalan dan di tolong dengan yang lainnya tetapi yang menolong malah terjatuh ke blank 75. Damn itu adalah jurang dengan jurang 75 meter dan itu adalah jalur aliran lava. Kami mulai teriak memanggil nama Boni tapi tak ada jawaban darinya. Disini adalah yang terpenting STOP (Stop, Thinking, Observe, Planning). Setelah tanya - tanya pada pendaki lain mereka menyarankan untuk turun ke bawah dan minta bantuan team SAR. Lehah, Mbah, Cimen, Aku, Ncuy dan Fitrah pun berdiskusi. Kami memutuskan si Mbah turun ke bawah untuk mengecek apakah Boni telah sampai atau belum, bila belum dia yang menghubungi team SAR.
           Sementara si Mbah turun kami semua menunggu mungkin Boni kembali dari atas dan mencoba menenangkan Bunga. Hampir jam 10 pagi kami masih di kelik, kami pun memutuskan untuk membawa ketiga teman dari Pekanbaru ini sampai Arcopodo karena sangat berbahaya menunggu di Kelik dikhawatirkan wedhus gembel jongring saloka turun. Mbah tak kunjung datang memberi kabar. Sementara Bunga mulai kedinginan dan bodohnya aku semua survival kit ada di dalam carrierku yang dibawa turun si Mbah.
              Jam 11 pun tiba aku meminta Solehah dan Fitrah untuk turun mencari tahu kondisi yang ada. Aku, Cimen, Ncuy dan ketiga teman kami menunggu disini. Kenapa tidak turun? Bunga merasa sangat bersalah pada Boni karena menolongnya dan dia tak mau kami bawa turun. Satu - satunya jalan dia harus mendengar kabar Boni terlebih dahulu. Aku memberi waktu Solehah dan Fitrah 1 jam. Bila dalam 1 Jam tak ada teman lain yang mengabari kami ke atas kami akan memaksa Bunga turun. Setengah jam kemudian pertolongan datang, Pakde dan Bang Japran membawa kabar bahwa Boni selamat sampai bawah meski dia mengalami robek - robek dicelananya. Ternyata dari Blank 75 dengan mengikuti jalur lava maka akan turun di sumber mani. Alhamdullilah semuanya selamat.
              Dalam perjalanan menuju camp site aku merasa ada yang aneh, tenagaku seperti tidak ada, sangat lemas, dan jalan pun mulai tak terkontrol. Sesampainya di camp site aku bersih - bersih dan mengganti bajuku yang basah semua. Damn.. sesuatu terjadi, ini bukan hal yang aku inginkan dan ini hal yang tak pernah aku duga sebelumnya. Aku mendapatkan menstruasi, beruntung temanku membawa peralatan untuk ini. Jam 4 sore yang lainnya menuju kalimati sedangkan aku, cimen, mbah, uya, buya, soleh, dan ncuy berangkat jam 5 sore. Jam 7 malam kami sampai di Ranukumbolo, target awal kami langsung menuju Ranupani tapi karena kondisi yang tak memungkinkan kami kembali membuat tenda di Ranukumbolo.
              (Note : Bagi pendaki perempuan menstruasi di gunung itu menakutkan begitu juga dengan yang aku rasakan pertama kali tapi don't worry girls. Pastikan kalian membawa pembalut dalam barang bawaan kalian meski itu bukan jadwalnya dan membawa semua pembalut yang telah terpakai sampai kebawah, sampai dibawah di cuci baru di buang ke tempat sampah. Bagi sebagian wanita ketika menstruasi pasti tak mau makan begitu juga denganku tapi kalian harus makan meski sedikit dan memakan makanan yang manis untuk mengembalikan kalori kalian. Dan emosi, wanita yang sedang menstruasi emosinya memang 2x lebih dari biasanya tapi girls kalian tetap bisa mendaki tapi kalian harus menjaga lisan kalian.)

Tanggal 29 Oktober 2013

                 Jam 7 pagi tanpa sarapan kami mulai melanjutkan perjalanan ke Ranupani. Rendi, Mbah dan Aku sampai Ranupani pukul 09.15 WIB. Alhamdullilah kami semua selamat sampai Ranupani. Semoga next time aku bisa menjejakkan kakiku di Mahameru ketika sunrise. Goodbye Mahameru, terima kasih ya Allah atas rahmat dan nikmat yang engkau berikan. Terima kasih kepada semua team kalian luar biasa, tanpa kalian aku bukanlah apa - apa. Mohon maaf apabila ada kata, ucapan, dan tingkah laku yang kurang berkenan. Penulis hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan. Akhir kata jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak, jangan bunuh apa pun kecuali waktu, jangan mengambil apa pun kecuali gambar. Salam lestari untuk semua kawan pendaki.
Aku menemukan lavender di pinggiran rakum menuju ranupani
Semeru dengan Jongkring Saloka dari kejauhan

Selasa, 12 November 2013

Kutinggalkan separuh hatiku di Lembah Kasih

Judul trip ini adalah Menggalauwangi bersama Pelangi (Pekerja petualang sejati). Sekilas tentang Pelangi dari sudut pandangku. Pelangi adalah teman, sahabat, dan keluarga. Kami bertemu pertama kali dalam trip ke Switzerland of Java aka. Papandayan. Pelangi bukan hanya untuk kami yang pertama kali bertemu dan bergabung di Trip Papandayan. Pelangi merupakan media untuk siapa saja yang mau bergabung, baik pernah bertemu dalam trip mau pun tidak.
Tanggal 20 September 2013 merupakan tanggal keberangkatan kami dari Kp. Rambutan menuju Cibodas. Perjalanan kali ini ada yang kurang karena my travel mate tidak ikut. Mendadak sahabat saya Cika membatalkan perjalanan kali ini karena ada ujian dadakan. Padahal perjalanan kali ini merupakan latihan atau pemanasan kami sebelum perjalanan ke Mahameru (Puncak para dewa).
Aku berangkat bersama temanku bernama Septian (panggilan popo) menuju Kp. Rambutan. Alhamdullilah jam 10 malam kami sampai di meeting point, hampir saja terlambat. Meski terlambat juga pasti ditunggu karena yang pegang uang transport kan aku qeqe J. Jam setengah 11 kami mulai perjalanan menuju Cibodas. Dalam perjalanan ini, kami ditemani oleh bulan Purnama yang cantik. Aku berharap bisa melihat sejuta bintang dan bulan purnama yang cantik besok malam seperti melihat sejuta bintang dilangit Papandayan.
Pukul 00.43 WIB kami sampai di parkiran Cibodas, segera kami masuk kedalam warung Mang Idi 2 untuk beristirahat sejenak. Aku tidak bisa tidur untuk beristirahat mengisi energi yang telah terkuras. Kebiasaan yang tidak bisa hilang dariku, bila dalam perjalanan aku paling susah tidur (ribet cari tempat pewe aka nyaman). Noted : Lebih baik tidur untuk bisa mengisi tenaga meski tidak mengantuk lebih baik memaksakan diri untuk tidur.

Pendakian dimulai jam 6 pagi meski molor 1 jam dari jadwal tapi kami siap berjuang melewati segala rintangan yang ada. Keep fighting J. Cibodas tempat ini berbeda jauh sekali ketika aku pertama kali menginjakkan kaki disini. Yup 10 tahun lalu, tak terasa waktu telah berlalu sangat cepat. Sedikit bernapak tilas mengingat masa lalu ketika aku mengunjungi curug Cibeureum. Jalan dulu masih berupa tanah dan sedikit batu - batuan. Sekarang berubah menjadi tangga batu yang tersusun rapi. Sedangkan semak belukar yang dialiri oleh belerang kini berubah menjadi sebuah jembatan panjang.
Aku berada di posisi terakhir dari semua orang di team dan yang paling tidak kuat menanjak. Jujur pendakian kali ini merupakan pendakian kedua setelah Papandayan dan pendakian perdana menggunakan carrier. Aku ditemani oleh Solehah, Retno dan Mbah (Ardian). Pukul 13.30 WIB Akhirnya kami sampai di Kandang Badak. Beristirahat sejenak, makan siang dan mengisi tenaga. 
Entah jam berapa aku dan Solehah mulai mendaki kembali mungkin setengah 3 atau jam 3. Yang lainnya duluan sedangkan kira - kira 6-7 orang termasuk si Mbah berada dibelakangku. Mbah selalu berada di belakang karena dia menjadi Sweaper. (Makasih yah Mbah rela dibelakang nungguin yang lelet kayak saya :p). Alhamdullilah kami bertemu dengan Hariez dan Alif. Jujur track dari Kandang Badak menuju puncak Pangrango merupakan track yang melelahkan. Track pohon tumbang dan track PHP. Kenapa aku bilang PHP karena sempat kami bertemu dengan pohon - pohonan yang mulai kerdil (itu tanda bahwa kami mulai dekat dengan puncak) tapi tak lama berjalan pohonan mulai meninggi kembali.
Ditengah perjalanan kami bertemu dengan Fitrah. Fitrah pendaki hebat yang membuat aku takjub. Kenapa aku takjub karena dia bisa tidur selama 1 jam di atas pohon menunggu orang lain datang membawa makanan (Salut sama kamu Fit). Kamu pendaki hebat meski orang lain mengecilkan kamu atas tubuhmu yang gemuk tapi kamu orang yang selalu bisa mencapai puncak.
Setelah puas beristirahat kami melanjutkan perjalanan. Kali ini aku berada di depan dari Fitrah, Solehah, Alief dan Hariez. Aku sempat berteriak kepada yang lainnya "Membungkuk yah ada pohon tumbang". Tapi apa yang terjadi ketika aku berpikir aku telah melewati pohon tersebut aku malah kejedot dan terjatuh beberapa langkah dari tempatku semula. Ini membuat yang lainnya panik. Dan dengan sigap mereka membuka carrier yang aku gunakan dan memberikan aku ruang untuk beristirahat. Tiba - tiba leha memegang pahaku membuat aku hilang keseimbangan otomatis aku mencari pegangan. (Dan ini part yang lucu bila mengingat kejadian ini aku geli sendiri.) Sesuatu yang berada didekatku adalah Fitrah dan sesuatu yang dapat aku raih adalah celana yang digunakannya. Otomatis dia menarik celananya yang melorot karena aku tarik sambil bilang "Hey jangan tarik celana doang." Kontan hal ini membuat kami semua tertawa dan aku mulai merasa pulih meski masih berasa pusing. hingga akhirnya si Mbah datang. "Mbah, Intan jatuh nih. bawain carriernya mbah." Ucap lehah dan langsung aku potong "Tidak apa - apa leh ayo kita jalan". Aku tidak ingin menyusahkan siapa pun karena aku ingin berjuang melawan kelemahanku sendiri. Aku tidak ingin mengeluh hanya karena rasa pusing bekas kejedot tadi.
Hari mulai gelap dan cuaca mulai tak bersahabat. Sesekali terdengar geluduk yang menandakan akan hujan. Tiba - tiba kami bertemu Arco teman Anggie, dia kami temukan tengah berbaring sambil berselimut SB (Sleeping Bag). Sudah bisa ditebak dia mulai gejala hipo. Dengan cepat Alief memberikan Jaket dan tak lama si Mbah datang. Kami harus membuat keputusan yang cepat. Hari makin gelap dan mulai turun rintik - rintik hujan. Aku mulai kedinginan karena terlalu lama berhenti bergerak. Otomatis aku langsung mengambil kedua Jaketku untuk merasa hangat. Sementara Lehah dan Mbah mendirikan tenda darurat, aku diminta masak air. Selagi aku menunggu air matang, aku mulai kedinginan. Lama - lama dinginnya merasuk hingga tulangku. Dan aku hanya bisa melihat Mbah dan Lehah yang tengah mendirikan tenda di seberang tebing. Lama - lama aku merasakan dingin sekali, dan aku mulai menggigil. Tak ada satu pun orang di tebing yang aku duduki sadar aku mengigil dan sulit berucap.
Akhirnya si Mbah memanggil teman - teman wanita yang ada untuk masuk dalam tenda darurat yang dibuatnya. Untuk menghindari kami semua dari hujan yang mulai turun. Dan aku berusaha untuk memanggil si Mbah, aku ingin memberitahu dia bahwa ada yang tak beres dengan diriku. Tapi tak ada suara yang keluar dari mulutku. Hingga si Mbah sadar bahwa ada yang tak beres denganku. Dia menghampiriku "Ayo Tan masuk ketenda." Ucapnya. "Dinginnn..." Ucapku dengan sekuat tenaga yang tersisa. "Ayo cepat ketenda." Pintanya lagi. “Menggigil mbah, ngga bisa bergerak.” Ucapku sekuat tenaga dengan kekesalan atas diri sendiri yang tidak bisa melawan kelemahan tubuhku. “Ayo dipaksa” Ucap si Mbah dan disini pandanganku mulai kabur. Aku memaksakan diriku sendiri dan menjatuhkan tubuhku dari tebing satu dan meraih tebing tempat tenda berdiri. Aku hanya bisa merangkak “Maaf yah sob Jaketnya pasti kotor dibuat merangkak” Pikirku dalam hati. Dan untuk mencapai tebing satunya lagi aku di bantu oleh pendaki lain untuk naik karena aku benar – benar telah kehabisan tenaga. Hingga masuk ke dalam tenda pun aku merangkak hingga menitikkan air mata karena kesal dengan diri sendiri.
Disana aku disambut oleh Solehah dan beberapa teman wanita dalam team perjalanan ini. Segera aku diselimuti dengan hipotermia blanket dan 2 SB. Tapi dinginnya tak juga kunjung reda malah aku makin menggigil kedinginan. Solehah dengan kekhawatirannya mendekapku. Sementara yang lainnya sibuk memasak air. Dan si Mbah mencoba membuat tubuhku terbungkus rapi agar suhu tubuhku meningkat. Dan dia selalu mengajak aku berbicara dan memintaku untuk tak tidur. Aku agak kesulitan berbicara sejak tadi karena kedinginan yang aku alami tapi masih bisa terdengar dengan sisa tenaga yang ada. Rasa kantuk memang ada tapi aku tidak bisa tidur karena masih menjadi kebiasaanku. Aku masih beruntung mempunyai kebiasaan tersebut. Karena bila aku tertidur akan lebih beresiko. Air pun mendidih berbagai cara si Mbah dan yang lainnya lakukan untuk coba menghangatkan diriku. Mulai dari memegang panasnya trangia, tanganku dicelupkan kedalam air mendidih, minum air teh mendidih, memasukkan air panas ke dalam botol dan botol tersebut diletakkan dibawa telapak kakiku, menggosok tanganku, hingga memakai sarung tangan si mbah yang tebal. Tapi rasa dingin tersebut tak kunjung sirna hingga aku terpikir ekspedisi bromo ditengah malam yang dingin tanpa jaket orang – orang tersebut dapat bertahan dengan berdoa dan dzikir maka dengan itu aku agak duduk dan mulai berdzikir. Si Mbah mengajak aku berbicara “Jangan tidur tan.” Ucapnya dan aku hanya mengangguk dan kadang aku hanya berbicara “Iya”. Tapi tetap saja dia meledek karena aku komat kamit sendiri. Dan aku hanya bisa tersenyum. Setelah beberapa saat alhamdullilah panas tubuhku kembali dan aku sudah tidak mengigil lagi hanya menyisahkan rasa dingin karena hujan diluar dan  tenda agak sedikit rembes karena belum dipasang flysheet.
Karena aku merasa sudah lebih baik aku mengajak Mbah dan Solehah “Kita lanjutin perjalanan lagi yuk?” Tanyaku. Tapi ada keraguan dari Solehah dan dia mulai kedinginan. Dan teman – teman yang lain sudah mulai kelelahan. Maka keputusan pun diambil, kami camping darurat di jalur pendakian. Maaf yah kawan – kawan yang lewat. Sempat beberapa pendaki berucap “Hebat ngecamp dipinggir begini.” Aku hanya berucap dalam hati “Ini karena keadaan darurat kalo tidak juga kita tak akan mau.” Maka semua orang keluar tenda kecuali aku karena diluar gerimis dan aku tidak diperbolehkan keluar oleh si Mbah. Karena jadi kerepotan sendiri aku yang memaksa untuk keluar tenda meski sebentar saja dan dia mengijinkan. Dengan cepat dia merapikan tenda dan kami masuk kembali ke dalam tenda. Sementara Hariez, Alif, dan Fitrah memutuskan untuk terus melanjutkan pendakian yang tinggal sebentar lagi. Alhamdullilah mereka sampai dan dapat mengabarkan teman seteam kami yang lainnya bahwa kami semua baik – baik saja dan camping darurat di tengah jalur.
Entah jam berapa kami mulai tidur. Dan aku memeluk solehah yang kedinginan. Tasnya telah berada di lembah kasih karena dibawa oleh Mas Joe. Tiba – tiba terdengar suara dari tebing sebelah aku berpikir sudah jam setengah 5 pagi. Aku membangunkan si Mbah untuk melanjutkan menuju mandalawangi. Ternyata aku salah waktu itu masih jam 2 pagi. Dalam hati aku berkata “Buset lama banget”. Kami pun tidur kembali hingga datangnya pagi. Mentari kini mulai menyapa kami dari balik pepohonan dan kami mulai merapikan semuanya. Kami menitip carrier di tebing satunya karena Mas Arco memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke puncak.
Kami bersembilan melanjutkan menuju puncak Pangrango dan Mandalawangi. Dari tempat terakhir hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Tapi karena aku mulai kehabisan tenaga dan semangat, tubuhku mulai banyak mengeluh sehingga si Mbah mensupportku terus menurus hingga dia menyerah membiarkan aku bernapas sedikit. Hingga akhirnya kami berada di puncak Pangrango dan melanjutkan turun ke Mandalawangi. Sampai Mandalawangi aku adalah orang yang paling senang dan berteriak “Mommy minta makan. Aku lapar.” Mungkin yang lainnya berpikir aku gila atau bagaimana aku sudah tidak berpikir itu lagi karena aku senang bisa bertemu dengan yang lainnya. Dan si Mbah berkata dengan Mommy aka Mba Ajeng “Akh yang pengen ngecamp disini kan aku.” Dalam diam aku berucap “Maaf yah mbah aku yang nyusahin koe. Sehingga koe tidak bisa ngecamp di Lembah Kasih. Aku berjanji insya Allah dilain kesempatan aku tidak akan menyusahkan siapa pun.”




Kami bersembilan pun makan dan beristirahat sambil menunggu yang lainnya berberes. Hardi menghampiriku “Ada susu ngga?” Tanyanya. Membuatku sempat bingung baru juga sampai uda ditodong aja. Untung aku membawanya meski hanya 2 sachet dan aku berikan kepada Hardi. Dan tak lama susu hangat pun datang. Dan sungguh nikmat sekali (Terima kasih Hardi). Yang lain sibuk foto sedangkan aku sibuk menatap keindahan Mandalawangi. Disini aku meninggalkan kepingan hatiku disaat kabut tipis turun perlahan di lembah kasih, lembah mandalawangi. Aku menyisahkan jejak kaki yang suatu saat –mungkin- akan aku tapaki kembali. Disinilah aku sadar mengapa lembah kasih begitu melegenda walau hanya sebentar aku berada disini. Ketenangan yang luar biasa kudapat disini. Tempat untuk menyepi, tempat terbaik untuk menyendiri dalam diam. 





Lagi asik masak malah di foto candid kerjaan Mas Joe
Perjalanan pun berlanjut, dari mandalawangi menuju camp darurat untuk beres – beres dan ambil carrier. Sampai di pertengahan jalan aku memutuskan menaikkan speed. Aku bersama Popo gas pool sampai Kandang Badak. Sampai Kandang Badak kami beristirahat dan makan siang. Jam 15.07 wib kami melanjutkan perjalanan, aku memutuskan untuk ngibrit bersama Popo karena aku menginginkan sampai pos pendaftaran sebelum Maghrib. Di tengah perjalanan aku bertemu dengan Mas Joe, dahsyat manusia satu ini. Padahal aku sudah ngacir duluan tetap saja bisa disusul sama dia. Di air terjun cipanas sungguh disini ngerepotin banget deh. Aku harus berpegang tangan pada Popo dan Mas Joe karena aku tak dapat melihat karena embun. Makasih banget yah untuk kalian. Lalu karena aku tak ingin menghambat mas Joe yang cepat, aku memintanya untuk jalan duluan. Akhirnya dia pun mengalah padaku meninggalkan aku dan Popo berdua, tak ada beberapa menit aku jatuh terguling membuat ankle ku sakit. (Cedera ankle ini hingga sekarang belum pulih benar. Kakiku tidak bisa digunakan seperti semula hingga tulisan ini terbit.)
Aku melanjutkan perjalanan dengan speed yang sudah berkurang karena menahan sakit. Alhamdullilah aku sampai pos pendaftaran 18.17 wib.

Sedikit pelajaran yang aku petik dalam perjalanan kali ini dan semoga menjadi pelajaran juga bagi kalian semua sebagai berikut :
1.      Berjalan dengan focus, jangan terlalu mengkhawatirkan apa pun yang belum terjadi.
2.      Harus mengisi perut dengan karbohidrat yang baik contoh : Nasi, Roti, Kentang, dll
3.      Jangan berhenti terlalu lama. Saat kita hikking otomatis badan mengeluarkan keringat dan dalam keadaan baju basah, diudara dingin yang terbuka, dan berdiam terlalu lama bisa menyebabkan kedinginan yang berakibat Hipothermia
4.      Menggunakan supports untuk ankle dan knee dapat membantu agar tidak cedera.
5.      Beristirahat disaat ada waktu beristirahat untuk mengisi tenaga.

Big thanks to Mbah orang yang selalu sabar menghadapi orang lelet seperti aku. Orang yang merepotkan karena banyak mengeluh dan orang yang membuat kamu tidak bisa ngecamp di Mandalawangi. Big Thank to Solehah, makasih yang sista untuk pelukanmu, terima kasih sudah mengkhawatirkan aku, terima kasih selalu bersamaku sepanjang penjalanan ini. Terima kasih untuk Mommy, kamu orang pertama yang aku panggil ketika aku sampai Mandalawangi. Terima kasih untuk Popo, Mas Joe, Hardi, dan semua orang yang tidak bisa aku sebutkan satu – satu. Terima kasih karena kalian aku belajar banyak hal. Kalian semua hebat.

Senin, 29 Juli 2013

Underwater Paradise Karimun Jawa

            Perjalanan ini merupakan perjalanan impian kesebuah surga bawah laut yang sungguh menakjubkan. Bersama dengan seorang sahabat bernama Cika, kami memakai travel sukawisata.com.
            Tanggal 6 Juni 2013, Aku bersama Cika mulai memburu tiket bus menuju jepara. Kami mulai dari terminal Pulogadung, damn… disini banyak sekali calo padahal kami sudah masuk ke kios travel masih juga di calo harganya berbeda dengan apa yang aku konfirmasi di telepon sebelum kami hunting (Terminal ini memang semraut). Maka kami pun tanpa berpikir panjang langsung menuju terminal Rawamangun. Alhamdullilah disini lebih tertib dibandingkan terminal sebelumnya. Kami pun langsung ke kios penjualan tiket menuju jepara. Tanya – tanya harga maka kami deal membeli 4 tiket Bejeu menuju jepara. Untuk pulang kami ingin merasakan gambling. Bila masih ada tiket bus maka kami pulang dari jepara tetapi kalo apes yang terpaksa kami naik kereta dari semarang.
            Tanggal 14 Juni 2013 akhirnya tiba juga. Jam 7 malam bus pun melaju dengan kecepatan sedang menuju jepara. Review sedikit untuk bus Bejeu, bus ini sangat nyaman dengan tempat duduk yang lega, selimut, bantal, snack, dan minum. Yang minus dari bus ini adalah toilet yang sangat kecil dan kurang terawat untuk ukuran bus baru dan juga tempat makan malam yang seperti warteg berbanding terbalik dengan bus yang megah dan gagah.
            Waktu menunjukan pukul 23.25 WIB tiba – tiba bus berhenti untuk makan malam (What jam segini makan malam). Aku dan Cika memilih ke toilet dan bertanya pada penduduk setempat. Kami berdua bertanya kami berada dimana dan masih jauhkah ke Jepara. Si bapak menjawab “ini masih di indramayu dan masih jauh sampai Jepara. (What?? Sampai jepara jam berapa nih. Hati mulai ketar ketir). Setelah makan penumpang pun langsung masuk kedalam bis dan berangkat kembali tapi tak berapa lama terjadi kemacetan dan yang parah tiba – tiba bus berhenti hanya untuk sekedar menunggu bus Bejeu lainnya. Damn.. kami sedang dikejar waktu bis malah bersantai – santai kontan aku dan cika mulai panik. Ditambah kabar dari seorang teman yang mengatakan Semarang menuju Jepara memerlukan waktu 2,5 jam sedangkan kami masih di indramayu. 15 menit yang menyiksa kami harus menunggu padahal jalan di depan kami sangat sepi. Pukul 00.50 WIB perjalanan dimulai kembali, aku tak bisa tidur karena panik dan tak terbiasa dengan jalan darat yang jauh.
            Pukul 07.35 WIB kami sudah tiba di tugu selamat datang jepara disambut sang mentari yang mucul dengan malu – malu. Akhirnya kami sampai di pertigaan jalan menuju dermaga Kartini jam 9. Rencana mau jalan aku dan Cika tetapi tidak enak juga dengan pasutri muda yang membawa koper. Akhirnya kami memutuskan naik becak menuju dermaga. Sampai dermaga kami menunggu lama sekali membuatku mati gaya karena bosan. Ternyata pemberangkatan ditunda karena kapal tidak bisa berlayar. Ombak sedang meninggi jadi kapal yang dari Karimun belum bisa berangkat menuju pelabuhan Kartini. Jam 12.15 WIB Kapal dari Karimun baru bersandar di dermaga Kartini. Jam 12.30 WIB Kami baru berangkat menuju Karimun. Kami menggunakan Kapal Express Bahari dengan waktu tempuh 2 jam perjalanan. Selama dalam perjalanan alhamdullilah dipasangkan film Fast Furious 6 sehingga aku tidak bosan. Jam 14.30 WIB akhirnya kami sampai.. 
Teman gokil ngebolang
Finally kami melihat keindahan ini subhannallah indah sekali begitu sangat jernih dan kami disambut dengan ikan kecil – kecil di dekat dermaga. Tanpa pikir panjang dan bergerak cepat kami sampai penginapan langsung ganti baju dan melanjutkan perjalanan kami menuju Pulau Menjangan Kecil.
            Dalam perjalanan menuju Pulau Menjangan Kecil kami disuguhkan makan siang. Maka kami pun makan di atas perahu kecil ini. Sungguh berbeda rasanya. Dalam perjalanan aku bertanya pada guide kami untuk beberapa spot karena aku ingin mengejar sunrise dan sunset yang berbeda di sini. Aku berhasil melakukan survey sebelumnya yang mengatakan sunrise yang bagus ada di Bukit Gajah sehingga kami harus trekking terlebih dahulu. Tapi menurut mereka disana masih banyak hewan buas seperti ular. Oh my good ular no way. Sehingga iya memberikan sedikit gambaran dan rencana untuk kami lakukan di hari ketiga karena hari itu kami bebas dari kegiatan.
Tak berapa lama kami pun sampai di Pulau Menjangan Kecil dan lanjut untuk snorkeling. Selama snorkeling aku hanya menggunakan pelampung dan kacamata renang minus. Aku tidak menggunakan snorkel karena snorkel sudah terpasang dengan Googlenya. Alhasil membuatku agak sedikit takut untuk turun tetapi aku paksakan. Masa sudah sampai sejauh ini aku tidak snorkeling ucapku dalam hati. Dan akhirnya aku berenang ke laut. Sungguh indah walau napas sedikit susah. Matahari mulai turun sehingga kami harus segera kembali naik kapal dan melanjutkan perjalanan ke Pulau Ujung Gelam. Matahari mulai kembali ke peraduaannya ketika kami sampai Pulau Tanjung Gelam. Disini kami hanya sebentar karena waktu tak memihak kami. Setelah matahari telah sempurna terbenam kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan.
Me and sunset at Tanjung Gelam
Malam ini kami tak dapat makan malam karena tadi siang kami dapat makan yang seharusnya untuk makan malam. Jadi kami meluncur menuju Alun – alun Jepara. Wow disini banyak makanan sehingga kami bingung dan akhirnya memutuskan makan seafood yang paling ramai. Karena ramai, pesanan kami terambil oleh pesanan orang lain yang membuat banyak pelanggan complain dengan pemilik warung maklum pemilik sudah tua. 2 jam pun berlalu akhirnya pesanan kami datang juga. Ingin rasanya tidak mengambil orderan ini tapi apa mau dikata. Mau marah juga sudah tidak ada tenaga. Akhirnya kami semua yang sejak tadi sudah menunggu dengan perut keroncongan, kami makan malam di hamparan rumput ditemanin bintang – bintang dilangit dengan lahap. Dari mulai memesan dengan ramai pengunjung hingga selesai makan dengan sepi sunyi. Ngga lagi – lagi deh makan disitu. Sebenarnya ada tempat makan yang enak untuk seafood cuma kurang ramai karena seperti bukan dagang seafood. Warungnya terletak di pinggir lapangan dekat dengan warung seafood yang kami jajaki hari ini. Damn..
            Hari kedua dimulai dengan cuaca mendung damn. Alhamdullilah jam 8 hujan sudah reda. Kami pun akhirnya berangkat menuju Pulau Tengah. Disini aku sangat suka sekali. Air laut yang terkena matahari seperti butiran berlian di hamparan pasir sungguh cantik. Tak berapa lama gerimis pun turun dan awan mendadak menjadi gelap. Berlian yang tadi berubah menjadi seperti tentara – tentara kecil di mataku. Wow cuaca berubah secepat itu dan pandanganku seperti ilusi.
            Akhirnya kami sampai di Pulau tengah dan turun di spot yang ditentukan dengan cuaca gerimis.Akhirnya kami pun turun dan sungguh indah spot disini. Tak lama kami pun pindah spot di Pulau Kecil. Disini tak kalah bagusnya. Sangat pas bila Karimun Jawa di sebut surga bawah laut. Aku sangat senang melayang – layang di atas air hilir mudik untuk mengejar kawanan ikan yang sangat cantik. Aku ingin sekali foto bersama ikan – ikan yang mengerumini tapi malah ngga bisa. Huhuhu… Sedih. Tapi tempat ini sangat bagus banyak sekali ikan – ikan yang cantik.

Me in underwater paradise
Sorry crop *red
Ikan - ikan yang cantik
Terumbu karang yang indah
Kami pun makan siang di Pulau Tengah. Disini sangat indah dengan ragam warna air laut. Disini aku mencoba berenang tanpa pakai kacamata dan pelampung alhasil mataku perih karena terlalu asin airnya. Disini kami disuguhkan ikan bakar langsung dari laut. Sungguh sangat nikmat makanan disini memang berbeda rasanya. Makan di atas hamparan rumput dan pohon kelapa dengan nasi, ikan bakar, kangkung, dan sambal. Hmm yummy.
Turun dari kapal untuk makan siang
Anak ilang sibuk foto dan main pasir di pantai
Makan siang yang nikmat
Aku dan gradasi warna air laut yang cantik
Anak ilang meratapi nasib. wkwk
Bebas lepas dengan segala keceriaan
Dikerjain dengan disuruh lompat. Keceriaan yang tak terlupakan
            Setelah makan siang yang sangat enak kami melanjutkan menuju spot selanjutkan ke Pulau Menjangan Besar. Sebelum kami menuju Pulau Menjangan Besar kami melalui Pulau Gosong tapi ini sudah tak nampak karena sudah terabrasi. Akhirnya kami pun sampai di Pulau Menjangan Besar disini yang sangat keren. Aku berfoto dengan ikan balon dan penyu tetapi tak bisa masuk kolam hiu karena tidak dianjurkan untukku dan Cika. Huhuhu..
          Lalu kami pun melanjutkan perjalanan ke Jembatan Elizabet. Wow disini sudah banyak orang. Tapi memang bagus disini tapi lebih bagus hari kemarin cakrawalanya. Lalu kami pun pulang dan kembali ke penginapan. Makan malam kali ini disediakan dan kami pun tetap saja berjalan – jalan ke Alun – alun karena kami ingin bertemu dengan yang lainnya merencanakan perjalanan kami besok. Dan rencananya sudah diputuskan jam 5 pagi sudah siap untuk mengejar sunrise di Nirwana Resort, Joko Tou melihat bangkai paus yang besar dan landscape setengah pulau Karimun Besar dari sana, Air Terjun Pongkar disini wisata religi, Bukit Cinta, Landasan Udara Dewa Daru, Pelabuhan, Trekking Mangrove, Rumah Adat Bugis, Trekking Adventure.
Sunset
Me and sunset
Foto yang paling aku suka
sunset at hidden paradise. I miss that moment
Kapal merapat di jembatan elizabeth
Sunset at Jembatan Elizabeth
            Hari ketiga, Kami semua sudah bangun jam 5 pagi tetapi cuaca tak mendukung. Hujannnn tetapi alhamdullilah jam 8 hujan pun berhenti dan kami melanjutkan perjalanan darat yang pertama kami tuju adalah tempat terjauh yaitu Trekking Adventure. Tempat ini sungguh indah dan belum terjamah, masih sepi dan asri. Dalam perjalanan tiba – tiba aku terjatuh membuat tumitku terluka. Membutuhkan 2-3 minggu untuk recovery dan membuatku tak bisa menggunakan sepatu. Huhuhu.
            Setelah dari sana kami melanjutkan Trekking mangrove walau hanya diluarnya saja. Dan melanjutkan kembali perjalanan melewati Landasan Udara Dewa Daru. Kami sedang mengejar waktu agar tak tertinggal kapal tetapi musibah menimpa kami. Mobil yang kami sewa mogok karena kanvas remnya habis dan mengeluarkan bau tak sedap. Alhamdullilah sebuah truk pengangkut pasir lewat dan si bapak pemilik mobil meminta tumpangan untuk kami. Disini yang aku saluti dari tempat ini. Meski tempat ini sangat luas tetapi dari ujung ke ujung penduduknya saling kenal layaknya satu desa yang berdekatan.
            Kami pun harus mengatakan say good bye untuk Underwater Paradise Karimun Jawa jam 15.00 WIB menggunakan Kapal Express Bahari dan kami di sapa oleh beberapa cumi – cumi laut yang transparan. Sedih pengen kesana lagi.
Aku dan pohon kembar
            Jam 5 kami sampai di Dermaga Kartini dan langsung menuju terminal Jepara. Alhamdullilah kami dapat bus meski itu PO. Shantika bukan Bejeu. Sedikit Review untuk PO. Nusantara. Meski bangku disini tak seluas Bejeu tapi tetap nyaman. Plus Tempat makan malam PO. Nusantara sangat modern dan bagus, Toilet terawat dan bersih, juga terdapat selimut. Minus no snack air mineral, dan bantal. Dan yang aku salut dari PO ini ketika ada seorang penumpang yang tiba – tiba duduk di bangku belakangku merokok, Cika pun menegur sang bapak tapi tak di gubris hingga akhirnya sang kernet menegur sang Bapak dan mempersilahkannya merokok di depan bus dan langsung menyemprotkan pengharum sehingga napas kami kembali lega.
            Sekian cerita dan review untuk Underwater Paradise Karimun Jawa. Sungguh sangat menyenangkan dan indah. Membuat aku ingin kembali lagi kesana suatu hari nanti.