Kamis, 09 Januari 2014

Menggapai Impian di Atap Pulau Jawa Edisi Sumpah Pemuda 2013

          "Kemana kita? Mahameru. Yipie.." Teriakku dalam hati. Akhirnya aku dapat berpijak di salah satu tempat impianku. MAHAMERU merupakan salah satu gunung yang ingin aku singgahi sebelum aku mengenal dunia hikking. Tapi ada yang terasa sangat spesial dari pendakianku kali ini.Apa itu? 28 Oktober. Ada apa dengan tanggal tersebut? Tanggal tersebut merupakan hari sumpah pemuda. Okey let's go.

Tanggal 25 Oktober 2013

          Personil dari Jakarta terdiri dari Buya (Indra), Uya (Ririn), Keket (Aku), Cimen (Cika), Soleh (Solehah), Ncuy (Surya), Mbah (Ardian), Azzam, Rommy, Bang Japran (Sakti), dan Pakde (Arief). Kereta kami jalan tepat waktu meski Aku dan Cimen hampir terlambat. Jadwal kereta Matarmaja jam 13.40 WIB sampai St. Malang Jam 06.54 WIB. Alhamdullilah kereta yang kami naiki tidak banyak hambatan. 17 - 18 Jam dalam kereta itu penuh cerita, bisa panjang bila diceritakan dalam tulisan kali ini. Hehe :)


Tanggal 26 Oktober 2013

                 Setelah turun kami langsung keluar dari stasiun dan bertemu dengan teman - teman dari Bandung, Jogja, dan Pekanbaru. Langsung kami menuju Desa Tumpang menggunakan angkot yang telah kami sewa. Sesampainya kami di Pasar Tumpang sebagian bersih - bersih sebagian melengkapi logistik. Pasar Tumpang merupakan tempat terakhir untuk bisa melengkapi logistik para pendaki karena di Ranupani tidak ada pasar, alfamart dan indomaret. Apabila para pendaki belum membuat surat keterangan sehat tak perlu khawatir di Pasar Tumpang terdapat puskesmas untuk membuat surat tersebut.
          Kami pun melanjutkan perjalanan dari Pasar Tumpang hingga pertigaan semeru - bromo menggunakan truk milik pak Rus. (Keluarga pak Rus dan Mba Nur sangat welcome kepada para pendaki. Rumahnya seperti basecamp para pendaki yang akan mendaki gunung Semeru. Dirumah mereka kami serasa berada di rumah sendiri dan keluarga sendiri. Terima kasih Pak Rus dan Mba Nur semoga dilain kesempatan kami bisa bertemu kembali.)
CP untuk menyewa Truk sampai desa Ranupani
            Kenapa sampai pertigaan? Kenapa tidak sampai Ranupani? Kami semua tidak bisa sampai Ranupani karena terdapat perbaikan jalan yang memaksa kami harus berjalan sepanjang 2 Km dari Pertigaan hingga Portal. Sesampainya di portal kami telah disambut oleh tukang ojek yang siap mengantar kami sampai Resort Ranupani. Tarif ojek Rp. 15.000 sekali jalan. Menurutku itu murah karena perjalanan dari portal sampai Resort sangat panjang entah berapa kilometer.
Dari tempat ini kami berjalan hingga portal
Ini jalan yang diperbaiki sepanjang 2KM
Beberapa pekerja sedang sibuk memperbaiki jalanan
             Jam menunjukkan pukul 13.30 WIB dan akhirnya kami sampai di Resort Ranupani untuk melakukan pendaftaran, makan, solat, foto - foto, dll. Tepat pukul 15.00 WIB kami mulai melakukan pendakian. Estimasi pendakian Ranupani - Ranukumbolo 4-5 jam dengan track landai naik - turun.
Track dari start hingga pos 2
                 Di pos Watu Rejeng aku mulai kedinginan sementara yang lain masih beristirahat aku melanjutkan perjalanan karena aku takut terserah hypothermia seperti pengalamanku di Pangrango. Aku tak ingin menyusahkan siapa pun. Alhamdullilah aku sampai di Ranukumbolo pukul 18.45 WIB. Disini kami ngecamp.

Tanggal 27 Oktober 2013

              Pagi ranukumbolo. Tempat ini sangat indah. Meski mendung, tempat ini tak hilang pesonanya. Kami bersantai menikmati keindahan ranukumbolo. Jam 9 pagi kami mulai mendaki menuju Kalimati. tempat pertama yang kami lalui adalah Tanjakan Cinta. Disini ada sebuah mitos entah kalian percaya atau tidak "Bagi siapa pun yang menapaki Tanjakan Cinta tanpa menoleh dan berhenti maka hajat cinta orang tersebut akan terkabul." Tapi aku orang yang tak percaya padahal tersebut. Bila ditanya aku mencoba mitos itu? jawabannya tidak karena aku bukan orang yang kuat menanjak.
Upacara untuk liput Metro TV
Keindahan Rakum
                Setelah melewati Tanjakan Cinta kami disuguhkan oleh Oro - oro ombo. Padang lavender yang sangat luas. Sayang aku kemari bukan musim berbunga. Bila sedang musim berbunga maka padang tersebut menjadi warna ungu. Tibalah kami semua di Cemoro Kandang untuk beristirahat sejenak. Pemandangan disini subhannallah sungguh sangat indah. Tempat ini menghipnotisku, rasanya tak ingin aku beranjak dari sana. Langit yang biru, hijaunya berbukitan, dan semilir angin yang membuatku ingin lebih lama berada disana.
Tanjakan Cinta
Oro - oro ombo
View dari cemoro kandang yang menghipnotisku
                Tapi aku harus menampik keinginanku tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju Kalimati dan Mahameru. Alhamdullilah kami semua sampai di Kalimati pukul 13.00 WIB. Segera kami mendirikan tenda dan memasak makanan. Disini terdapat sumber air tapi lumayan jauh dari Kalimati camping site hingga sumber mani membutuhkan 1 jam perjalanan bolak balik.
Track dari cemoro kandang menuju kalimati
         Selepas solat Maghrib kami semua mulai tidur untuk mempersiapkan tenaga untuk mendaki Mahameru. (Note : Bagi pendaki disarankan untuk tidur karena membutuhkan tenaga extra untuk bisa mendaki kembali meski tidur hanya minimal 1 jam itu dapat memulihkan tenaga). Jam 10 malam kami semua mulai bangun dan memasak makanan untuk mengisi bahan bakar kami. (Note : Jangan pernah meremehkan makan malam sebelum mendaki puncak Mahameru karena sangat berbahaya. Ketika orang tersebut kehilangan banyak kalori ketika mendaki dapat menurunkan suhu badan para pendaki yang mengakibatkan orang tersebut terserang Hypothermia).
              Pukul 23.30 WIB aku bersama cimen, mbah, dan ncuy mulai mendaki sedangkan yang lainnya telah mendaki 30 menit sebelumnya. Kalimati - Mahameru membutuhkan waktu kira - kira 7-8 jam.

Tanggal 28 Oktober 2013

             Alhamdullilah kami sampai di Arcopodo pukul 00.30 wib. Track dari kalimati - Arcopodo menanjak terus. bila kita ngecamp di Arcopodo sampai Mahameru tinggal 3-4 jam lagi begitu yang aku baca dari beberapa review. Mulai Arcopodo sampai Kelik track terus menanjak. Disini aku merasa sangat dekat dengan bintang dan bulan. Angin disini sangat kencang seperti suara gemuru pesawat lewat
              Kelik - Puncak Semeru jalanan menanjak dengan track berpasir yang sangat licin. Disini apabila kita menanjak satu langkah akan turun 3 langkah. Pikirku kapan sampainya kalo seperti itu. Meski cuma 1 KM tapi track ini membuat PHP berat. Aku berkali - kali terjatuh dan aku terus berusaha bangkit. Yang pasti disini tekad yang harus kalian refresh terus - menerus untuk bisa mencapai Mahameru. Betul kata seorang teman "Mendaki mahameru 70% mental 30% fisik". Hanya tekad dan semangat yang membawaku bisa menggapai Mahameru. (Note : untuk bisa mendaki di track berpasir ada triknya kawan. Kalian harus menapaki bekas jejak pendaki lain karena jejak tersebut lebih kuat untuk jadi pijakan. Disarankan untuk tidak mendaki di bebatuan karena bebatuan di track ini sangat licin dan mudah longsor).
Berkali - kali aku terjatuh. Ini track pasir menuju puncak
Track berpasir disertai batu - batu yang mudah longsor
            Akhirnya kami ikut upacara yang diadakan Metro TV di puncak Mahameru. Pengalaman langkah yang subhanallah membuat aku kedinginan. Disini sangat indah meski tertutup kabut. Jam 8 pagi aku sampai di puncak semeru dan hanya 30 menit aku mampu bertahan. Lalu kami turun ber ski pasir. Disini bagian yang sangat menyenangkan meski aku terjatuh berkali - kali tetap aku merindukannya. Akhirnya aku bisa bertemu dengan sahabatku Cimen yang gagal muncak di tengah perjalanan. Sabar yah kawan next time kita akan kesana dan aku akan bersamamu hingga puncak Mahameru nanti dan janji kita akan tetap berlaku.
Puncak Mahameru untukmu sob
           Sampailah kami dibawah track berpasir, kami semua beristirahat sambil menunggu yang lainnya selesai turun. Dan disini musibah itu terjadi. Semua pendaki telah turun semua, menyisakan 4 kawan kami dari pekanbaru. Salah satu dari mereka salah jalan dan di tolong dengan yang lainnya tetapi yang menolong malah terjatuh ke blank 75. Damn itu adalah jurang dengan jurang 75 meter dan itu adalah jalur aliran lava. Kami mulai teriak memanggil nama Boni tapi tak ada jawaban darinya. Disini adalah yang terpenting STOP (Stop, Thinking, Observe, Planning). Setelah tanya - tanya pada pendaki lain mereka menyarankan untuk turun ke bawah dan minta bantuan team SAR. Lehah, Mbah, Cimen, Aku, Ncuy dan Fitrah pun berdiskusi. Kami memutuskan si Mbah turun ke bawah untuk mengecek apakah Boni telah sampai atau belum, bila belum dia yang menghubungi team SAR.
           Sementara si Mbah turun kami semua menunggu mungkin Boni kembali dari atas dan mencoba menenangkan Bunga. Hampir jam 10 pagi kami masih di kelik, kami pun memutuskan untuk membawa ketiga teman dari Pekanbaru ini sampai Arcopodo karena sangat berbahaya menunggu di Kelik dikhawatirkan wedhus gembel jongring saloka turun. Mbah tak kunjung datang memberi kabar. Sementara Bunga mulai kedinginan dan bodohnya aku semua survival kit ada di dalam carrierku yang dibawa turun si Mbah.
              Jam 11 pun tiba aku meminta Solehah dan Fitrah untuk turun mencari tahu kondisi yang ada. Aku, Cimen, Ncuy dan ketiga teman kami menunggu disini. Kenapa tidak turun? Bunga merasa sangat bersalah pada Boni karena menolongnya dan dia tak mau kami bawa turun. Satu - satunya jalan dia harus mendengar kabar Boni terlebih dahulu. Aku memberi waktu Solehah dan Fitrah 1 jam. Bila dalam 1 Jam tak ada teman lain yang mengabari kami ke atas kami akan memaksa Bunga turun. Setengah jam kemudian pertolongan datang, Pakde dan Bang Japran membawa kabar bahwa Boni selamat sampai bawah meski dia mengalami robek - robek dicelananya. Ternyata dari Blank 75 dengan mengikuti jalur lava maka akan turun di sumber mani. Alhamdullilah semuanya selamat.
              Dalam perjalanan menuju camp site aku merasa ada yang aneh, tenagaku seperti tidak ada, sangat lemas, dan jalan pun mulai tak terkontrol. Sesampainya di camp site aku bersih - bersih dan mengganti bajuku yang basah semua. Damn.. sesuatu terjadi, ini bukan hal yang aku inginkan dan ini hal yang tak pernah aku duga sebelumnya. Aku mendapatkan menstruasi, beruntung temanku membawa peralatan untuk ini. Jam 4 sore yang lainnya menuju kalimati sedangkan aku, cimen, mbah, uya, buya, soleh, dan ncuy berangkat jam 5 sore. Jam 7 malam kami sampai di Ranukumbolo, target awal kami langsung menuju Ranupani tapi karena kondisi yang tak memungkinkan kami kembali membuat tenda di Ranukumbolo.
              (Note : Bagi pendaki perempuan menstruasi di gunung itu menakutkan begitu juga dengan yang aku rasakan pertama kali tapi don't worry girls. Pastikan kalian membawa pembalut dalam barang bawaan kalian meski itu bukan jadwalnya dan membawa semua pembalut yang telah terpakai sampai kebawah, sampai dibawah di cuci baru di buang ke tempat sampah. Bagi sebagian wanita ketika menstruasi pasti tak mau makan begitu juga denganku tapi kalian harus makan meski sedikit dan memakan makanan yang manis untuk mengembalikan kalori kalian. Dan emosi, wanita yang sedang menstruasi emosinya memang 2x lebih dari biasanya tapi girls kalian tetap bisa mendaki tapi kalian harus menjaga lisan kalian.)

Tanggal 29 Oktober 2013

                 Jam 7 pagi tanpa sarapan kami mulai melanjutkan perjalanan ke Ranupani. Rendi, Mbah dan Aku sampai Ranupani pukul 09.15 WIB. Alhamdullilah kami semua selamat sampai Ranupani. Semoga next time aku bisa menjejakkan kakiku di Mahameru ketika sunrise. Goodbye Mahameru, terima kasih ya Allah atas rahmat dan nikmat yang engkau berikan. Terima kasih kepada semua team kalian luar biasa, tanpa kalian aku bukanlah apa - apa. Mohon maaf apabila ada kata, ucapan, dan tingkah laku yang kurang berkenan. Penulis hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan. Akhir kata jangan tinggalkan apa pun kecuali jejak, jangan bunuh apa pun kecuali waktu, jangan mengambil apa pun kecuali gambar. Salam lestari untuk semua kawan pendaki.
Aku menemukan lavender di pinggiran rakum menuju ranupani
Semeru dengan Jongkring Saloka dari kejauhan

4 komentar:

  1. sangat menyenangkan bila kita bisa berWISATA menikmati keindahan alam. tapi jangan terlalu senang dengan kawasan wisata yang bersuhu DINGIN dan berOksigen Tipis karena kita bisa terkena HYPOTHERMIA yang sering terjadi dikalangan para pendaki.

    salam

    Girilaya Real Groups

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang betul resiko terbesar seorang pendaki adalah HYPOTHERMIA dan saya pernah mengalaminya waktu di Pangrango. Tetapi resiko tersebut bisa kita minimalisir dengan manajemen pendakian yang baik. Untuk para pendaki pemula seperti saya dapat belajar semua hal tersebut dari artikel - artikel tentang pendakian, majalah pendakian, social media toko outdoor yang memberikan tips - tips pendakian, dan catper. Jadi ketika mendaki bukan hanya sekedar pendakian tetapi butuh proses pembelajaran agar meminimalisir resiko. Bermain dengan alam memiliki resiko yang sangat besar tetapi bagaimana caranya kita meminimalir resiko tersebut untuk selalu bisa survive di alam bebas. Yang selalu saya ingat adalah puncak bukanlah segalanya ketika merasa tak sanggup maka tidak perlu egois memaksakan diri hingga puncak. Dalam pendakian bukan puncak hal yang utama tetapi kebersama adalah hal terpenting dari semua pendakian.

      Salam Lestari

      Hapus