Kamis, 09 Januari 2014

My first business trip at once my first solo travelling

          Ini pertama kalinya aku melakukan perjalanan dinas. Apa yang aku bawa, apa yang aku harus siapkan. mulai bingung sebenarnya. Hingga terkumpul semua barang - barang yang diperlukan. Packing dimulai, ini sebenarnya mau perjalanan dinas apa mucuk yah? wkwkwkwk. entahlah yang pasti aku hanya tertawa sendiri dengan barang bawaanku.

Tanggal 28 November 2013

          Jam 2 dini hari pagi aku berangkat menuju Bandara International Soekarno Hatta. Aku terbang menggunakan first flight karena jam 8 WITA aku harus trainning di Hotel Arya Duta Makassar. Jam 4 pagi pesawat mulai take off sesuai jadwal. Dari ketinggian diatas 3.000 mdpl aku melihat banyak awan - awan dan aku melihat semburat warna jingga dari kejauhan. "Sunrise" teriakku dalam hati. dan sesekali aku melihat puncak gunung di kejauhan berdiri kokoh berselimut awan. Ingin rasanya aku berada di puncak gunung tersebut untuk bisa melihat sunrise dan berdiri di atas negeri awan. Aku berjanji suatu saat aku akan kembali ke tempat impianku sambil menikmati keindahan sunrise dan alam yang luar biasa indah. Subhanallah... baru satu bulan yang lalu aku berada disana sekarang aku sudah merindukan Mahameru.
Bandara Sultan Hasanuddin
          Jam 07.25 WITA aku tiba di Bandara Sultan Hasanuddin. Wow bandara Sultan Hasanuddin sangat dekat dengan pegunungan membuatku semakin takjub dengan tempat ini. Tapi aku tak bisa berlama - lama untuk memandangi keindahan ciptaan Allah SWT. Menurut cerita teman aku tak boleh naik taksi lain selain Bosowa karena nanti malah di putar - putar tak tahu arah. Itu membuatku takut sebelum perjalanan ini dimulai. "Okey aku harus berani" ucapku dalam hati, aku naik taksi Bosowa sesuai saran teman dan mengaktifkan GPS di ponselku. Perjalanan dari Bandara Sultan Hasanuddin sampai Hotel Arya Duta Makassar itu sangat jauh tapi bisa di tempuh dalam 30 menit karena disini tidak semacet Jakarta.

Pegelaran music di Lobby Hotel (Sebelah kiri) dan Alat - alat music khas Makassar (Sebelah kanan) 

          Pukul 12.30 WITA aku mulai checkin hotel dibelakang hotel Arya Duta yaitu Hotel Asyra. Hotel ini terbilang baru tetapi apa yang aku dapatkan, tempat ini sangat nightmare untukku. Salah satu liftnya tidak beroperasi dan ketika sampai di lantai 3 tiba - tiba lift terbuka sendiri tetapi setengah pintu dan aku menggantung diatas permukaan lantai. Wow mana aku sendiri dalam lift tersebut. Aku mulai panik dan alhamdullilah para karyawan yang berada di luar lift menutupnya.
          Sampailah aku dilantai 5. Waktu booking aku meminta kamar di tengah tidak dipojokan. Tapi apa yang aku dapat, aku malah dapat kamar dipojokkan. "Okey no problem" aku mulai mencoba masuk ke kamar dan apa yang aku dapat pintunya susah terbuka. Card sudah aku tempel berkali - kali dan pengunjung samping kamarku pun ikut membantu tapi tak kunjung terbuka pintunya. Akhirnya mulai kesal aku pun mendorong dan menendang pintu tersebut. Benar saja pintu tersebut baru terbuka karena masih baru jadi lengket. Kenapa tidak pindah? Hotel - hotel di Makassar itu cepat penuh apalagi karena acara yang aku jalani ini hotel di Makassar penuh semua. Tadinya harga kamar Hotel Arya Duta Rp. 700.000 menjadi Rp. 3.000.000/ kamar. Wow funtastic, luar biasa. Tapi yah sudahlah, aku pun disini hanya semalam. Bila aku lebih dari semalam mungkin aku lebih memilih tidur dipantai.
          Akhirnya acara kantor pun selesai, meski matahari sudah terbenam aku berjalan - jalan ditemani seorang teman yang aku kenal diacara tersebut. Kami berjalan - jalan sekitaran Somba Opu dan mencoba makan pisang Epe. Dan tengah malam aku kembali ke hotel bersama April temanku. Akhirnya dia bersedia menginap denganku karena di hotel, dia sendiri dan jauh dari pantai. Ada yang menarik dari semuanya ini.













          Kami naik lift ditemani seorang karyawan hotel. Tombol lantai 5 pun telah di tekan tapi lift tak juga bergerak naik dan apa yang terjadi. Si Karyawan hotel mengedor pintu  lift dan berkata "Naik woy" dan dari atas terdengar suara "Iya sebentar". "What?? liftnya canggih ada suara orangnya." Ucapku dalam hati dan April hanya berani melirikku sambil memegang lenganku. Akhirnya kami sampai di lantai 5 dan itu membuat kami tak tahan ingin tertawa karena takjub dengan liftnya. Jadi selama ini lift tersebut dioperasikan dengan tenaga manusia bukan mesin.

Tanggal 29 November 2013

          Jam 8 WITA aku telah di jemput untuk balik ke bandara Sultan Hasanuddin. Rencanaku untuk melihat sunrise di pinggir pantai gagal karena aku tidak bisa tidur semalaman. Beruntung ada yang menemaniku bergadang meski lewat telepon. Terima kasih semuanya sudah membantuku, mohon maaf apabila ada salah kata dan perbuatan. Pengalaman pertama ini membuatku takut tapi aku tidak kapok untuk bersolo travelling lagi. Bandara Sultan Hasanuddin adalah bandara yang membuatku rindu untuk bisa kesana lagi.

Teman perjalanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar